Rabu, 19 September 2012

" KILLER INSTINCT "


"Kami menuangkan segala ide semau kami saja, kecenderungan kami yang menyukai tipe band yang memainkan sub-genre punk, hardcore hingga ke metal yang kami tarik lurus mengarah pada grindcore dengan adukan bumbu di sana sini tanpa batasan “…....

Grindcore memang musick yang tiada matinya, walaupun kita semua tahu kalau di Indonesia ini tidak terlalu banyak Band-band yang memainkan musick grindcore tapi mereka yang menyukai musick cadas dan gila ini masih saja tetap eksis untuk memainkannya…..salut salut salut. Contohnya Killer Instinct, band yang terbentuk sejak tahun 2002 ini sampai sekarang masih eksis memainkan musick grindcore, walaupun mereka mencoba untuk memperpadukan segala unsur dari genre musick lain….yah itulah style mereka yang memiliki insting yang bisa membunuh para metalhead semua. Pada kesempatan ini saya sempat berbincang-bincang dengan vocalis gondrong mereka yaitu Ichank yang kami lakukan secara online semalaman suntuk. Silahkan kalian simak wawancara saya dengan sang vocalis gondrong ini hahahaha……
JY : Hi ichank. Thanks udah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara dengan Busuk webzine. Gimana kabarmu dan juga teman-teman di Killer Instinct ?

Ichank : Hi juga bang, alhamdulillah kabar saya sehat dan semua members killer sama baiknya !

JY : Ceritakan secara singkat tentang ‘Killer Instinct’, Apa yang membuat kalian untuk membentuk band ini ? Siapa saja formasi terbaru saat ini ?

Ichank : KILLER INSTINCT terbentuk pada awal tahun 2002 di sebuah kota kecil nan sejuk yaitu Soppeng, Sulawesi Selatan. Hummm , ide awal band ini tercetus oleh Amal (drum) dan Fajar (guitar). formasi band udah mengalami beberapa kali perombakan hingga 4 kali , kendalanya adalah studi, pekerjaan dan lainnya. Formasi kami yang solid saat ini adalah Icang (voc), Okky (guitar), Yudistira baso (bass), dan Amal (drum)

JY : Apakah ada arti khusus untuk nama band kalian ini ?

Ichank : Wow pertanyaan menarik neeeh ... killer instinct = mendestruksi mata hati , melawan arus, berusaha tegak di antara kelumpuhan sosial !

JY : Seperti yang kita ketahui, sejauh ini Killer Instinct sudah mengeluarkan demo album sejak tahun 2002 sampai 2009. Kenapa kalian tidak memutuskan untuk melakukan / membuat recording untuk full album ? Melihat dari terbentuknya band kalian yang cukup lama berdiri ini.

Ichank : Hmmm ... yah untuk sebuah proses finishing album hingga ( cd ) di Makassar fasilitas ini belum ada. Jadi , kami memutuskan untuk menyelesaikan full album yang tertunda ini dan merilisnya di luar kota ( Jawa ) . Kami berusaha sementara hanya mempromosi karya kami melalui jejaring sosial yang ada aja dulu...doain aja bro , tahun 2012 ini hal ini akhirnya bisa terwujud ! ( Amiinnnn …. Ed)

JY : Bagaimana respon yang kalian dapatkan selama perilisan demo-demo tersebut ? Apakah kalian pernah mendapatkan bad comment ?

Ichank : Beragam bro ( seperti gado-gado ) rasanya heheheh... semuanya adalah apresiasi dan itu adalah bentuk penghargaan yang tak terkira buat kami di Killer Instinct...thanks all !

JY : Apakah kalian mengirimkan Demo album kalian ke sebuah labels/records di Indonesia atau ke mancanegara ? Labels/Records yang bagaimana yang menurutmu cocok untuk deal ?

Ichank : Awalnya kami menggunakan cara D.I.Y ( do it yourself ) by hand aja dengan membagi-bagikan secara gratis beberapa demo title lagu kami hingga saat ini , yah salah satunya itu juga adalah mengirim demo ke 1-2 labels / records dan kami sangat merasa terbantu oleh kinerja saudara kami si Nchoz (blasting of death) mediazine yang kebetulan mempunyai projek kecil juga yaitu mediazine yang merangkap labels/ records juga. kalo untuk label sich, kami berharap sebuah kerjasama yang saling membantu itu aja kok.

JY : Bagaimana kamu mendiskripsikan Killer Instinct ke dalam hal music ? Band-band apa saja yang bisa memberi pengaruh begitu besar untuk Killer Instinct dalam bermain music ?

Ichank : Kami menuangkan segala ide semau kami saja, kecenderungan kami yang menyukai tipe band yang memainkan sub-genre punk, hardcore hingga ke metal yang kami tarik lurus mengarah pada grindcore dengan adukan bumbu di sana sini tanpa batasan . Napalm Death,Nasum,Kreator,Rotten Sound,Phobia,Sepultura,Suffocation, Slayer,Hatebreed,Cannibal Corpse,Dying Fetus,Misery Index,Disrupt,Overkill hingga beberapa band lokal kebanggaan kami seperti Extreme Decay, Raja Singa, Proletar, dan lainnya. yang pasti grindcore gaya kami sendiri hahaha

JY : Mengenai lirik lirik lagu dalam Killer Instinct menceritakan tentang apa aja ? Darimana kamu mendapatkan inspirasi untuk mengembangkannya kedalam sebuah lagu untuk band kalian ? Apakah dari film-film, buku-buku atau adakah hal lainnya ?

Ichank : Saya menulis hal hal yang real aja bro...kejadian di depan mata, memotret kehidupan, sebuah diagnosa kehidupan yang tak pernah putus tentang pembantaian manusia, sosial, kebohongan politik, mediasi pembodohan televisi, atau bahkan info literatur bacaan didasarkan atas kesetaraan/persamaan rasa dan pemahaman eksotik akan musik berisik dan gaya hidup yang tetap sederhana.

JY : Sejak kapan kamu mulai mendengarkan dan menyukai music grindcore ini ? Band apa yang pertama kali kamu dengarkan ?

Ichank : Wow ... grindcore musik ketika saya mendengarkan beberapa rilisan lawas dari beberapa album kaset saudara saya sendiri di rak koleksinya...Napalm Death, Entombed, Carcass dan sebagainya.

JY : Gimana tentang live show dari Killer Instinct sejauh ini ? Dikota manakah yang memberi kesan terbaik ?

Ichank : Semuanya berkesan bro... saat ini yang jauh, baru Kota Samarinda ( Kaltim ) saat kita bareng sama Jasad ( Bandung ) di event Sulung extreme fest 2011.

JY : Pasti dong ada kesan tersendiri ketika kalian bermain ke kota Samarinda, ceritakan sedikit akan hal tersebut ? Lalu bagaimana antusias penonton ketika Killer Instinct bermain di event Sulung Extreme Fest 2011 ?

Ichank : Sambutan teman-teman yang sangat friendly , band lokal Kalimantan bagus dan bertalenta (Y) , dan yang utama adalah saya menemukan sebuah konsisten nyata dari teman-teman yang mensupport acara dengan membeli tiket !!! Yeahhh, crowd sangat buasssss luar binasaaaa, ehh ruaaarrrrr biasaaaaaaa. Samarinda ngewriiiiiii

JY : Bisa nggak kamu ceritakan sedikit tentang perkembangan Scene Metal di daerah mu ? Adakah band-band yang patut diwaspadai ?

Ichank : Makassar ... seperti grafik yang bergerak seperti roda bro, tetap ramai aja . Rekomendasi saya sendiri yaitu CRITICAL DEFACEMENT, EMERGENCY, INIMICAL, HARAKIRI, ALGORE CORPORATION, DISTOPSY etc

JY : Sampai sejauh ini, adakah beberapa kompilasi yang pernah kalian lakukan ? Apakah ada rencana untuk melakukan split dengan band luar ?

Ichank : Untuk beberapa album kompilasi adalah : Brutal Disaster - Chapter Sick Compilation - No Label Recs 2010, Extreme Brutal Violence #4 - Brutalhomed Recs 2010, Blasting of Death Zine - CD Sampler 2010, Agent Of Brutallity #2 - Bizarre Sounds & Sulung - Soon 2012, Metal Cannibalism Part 4 - Death Prods - Soon Feb. 2012. Untuk split album ada yaitu : Split album with HIMURA GRIND ZARAGOZA ( Spanyol ) death/grind

JY : Apakah mengenai Split album ini sudah dirilis atau masih dalam tahap proses ? Labels/Records mana yang akan meng-handle untuk split album kalian ini ?


Ichank : Masih menjadi agenda pasti bro, masih menunggu beberapa materi lagu lagi untuk di finishing dan diperkirakan sekitaran bulan Maret 2012 untuk perilisan. Sementara ini kami mendapat kabar terakhir dari sahabat kami MARIO ( vocal ) Himura Grind Zaragoza, bahwa ada sebuah label Spanyol yang siap merilis album ini dalam bentuk vinyl @1000 pcs dan untuk rilisan label lokal, Kami mempercayakannya kepada saudara kami Nchoz ( balasting of death ) mediazine .

JY : Rencana kalian kedepannya, Apakah lebih memfokuskan untuk Split album atau Full length album ?

Ichank : Kedua-duanya bro pastinya dan semoga seiring sejalan sama pentingnya.

JY : Beritahu kami tentang ‘the best top ten brutal death grind metal albums list’ ?

Ichank : Misery Index ' Heirs To Thievery’, Nasum ‘Helvete’, Mumakil 'Behold and Failure', Dying Fetus ‘Purification Through Violence’, Exhumed ‘All guts, no glory’, Skinless ‘Trample the Weak, Hurdle the Dead’, Cephalic Carnage ‘Exploiting Dysfunction’, Raja Singa ‘Rajagnaruk’, Extreme Decay ‘Holocaust Resistance’, Jasad ‘Annihilate The Enemy’.

'Setan Api' Terekam dalam Film

Oleh Eli MacKinnon, Staf Penulis Life's Little Mysteries | LiveScience.com

Pembuat film Chris Tangey hanya bisa melihat kagum saat pusaran api setinggi 30 meter merobek padang rumput di Australia pada 11 September lalu.

Tangey berhasil menangkap gambaran fenomena yang jarang sekaligus mengejutkan tersebut saat sedang mencari lokasi buat filmnya di Alice Springs, Australia, menurut The Australian.

Fenomena itu dikenal dengan nama tornado api, meski sebenarnya istilah itu tidak tepat. Ahli iklim New York dan profesor ilmu atmosfer di Cornell University Mark Wysocki mengatakan bahwa putaran api lebih mirip seperti dust devil atau putaran debu daripada tornado.

"Saya akan menyebutnya vortex api, tapi kedengarannya kurang seksi, jadi saya sebut saja 'setan api'," katanya pada Life's Little Mysteries.

Seperti halnya putaran debu yang tiba-tiba muncul di hari cerah di padang pasir, 'setan api' lahir saat tanah yang panasnya tidak merata mengirimkan abu ke udara panas. Jika putaran debu mendapat sumber panas dari matahari, maka 'setan api' muncul dari titik-titik api sebelum terjadinya kebakaran hutan.

"Debu-debu ini terbentuk di area yang kecil di tanah, lalu naik dengan cepat, dan saat naik menyedot udara di sekitarnya seperti vacuum. Dan kemudian muncullah gerakan putaran yang menyerupai vorteks ini."

Bersamaan dengan semakin tingginya vorteks yang menyedot api, diameternya mulai mengecil dan percepatan putarannya makin tinggi.

Meski manusia sangat jarang melihat 'setan api', namun kejadian ini sebenarnya sangat awam. 'Setan api' biasanya bersumber dari pusat hutan yang terbakar, sehingga tak terlihat oleh manusia, kata Wysocki.

Karena setan api sangat jarang terekam daripada terlihat, tak banyak yang diketahui soal jangkauan dimensi serta kecepatan fenomena ini. Wysocki berspekulasi bahwa, rata-rata, ketinggiannya mencapai 30 meter dan berotasi dengan kecepatan 35,4 km per jam. Biasanya mereka akan langsung hilang dalam satu menit setelah kemunculannya.

Film yang direkam Tangey munkin dapat membantu meteorolog untuk memahami setan api ini, menurut Wysocki. Menurut dia, banyak ilmuwan mempelajari fisiologi tornado dari menganalisis rekaman hasil para pengejar badai.